Lanjut nih ya ceritanya setelah bagian awalnya yang ada di post Mau Ke Mana Kita?
Jadi setelah beberapa pertimbangan yang udah ku sebutkan sebelumnya, ternyata persiapan yang dilakukan masih panjang. Persiapannya mulai dari tiket pesawat, penginapan, paspor, visa, itinerary, dan mata uang negara tujuan. Yuk mari kita bahas satu per satu.
#1 Tiket pesawat
Setelah nggak beli tiket di GATF, kami akhirnya cek harga tiket pesawat di traveloka dan cek di web resmi airline yang bersangkutan. Intinya cek tiket yang harganya paling terjangkau dan sesuaikan dengan yang kalian inginkan mau direct flight atau indirect flight (ada transitnya). Biasanya yang direct flight harga tiketnya lebih mahal dibanding yang indirect. Kalau penerbangannya adalah indirect flight, pikirkan waktu transitnya. Banyak orang mungkin akan memilih yang waktu transitnya paling singkat karena ingin menghabiskan waktu lebih lama di tempat tujuan, tapi kami berdua justru memilih yang waktu transitnya cukup lama biar kami bisa keliling kota di negara transit itu.
Jadi tiket yang kami punya, rutenya adalah CGK -KUL-ICN. Dimana waktu transitnya adalah 15 jam 35 menit! hahaha. Jadwal kedatangan kami di Kuala Lumpur pada pukul 09.25 dengan jadwal penerbangan ke Seoul pada pukul 01.00. Ya, kami punya cukup banyak waktu buat keliling di Kuala Lumpur. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Kan lumayan kan, hehe. Ya walaupun waktu yang akan dihabiskan di Seoul berkurang, tapi karena kami tidak tahu lagi kapan dikasih rezeki buat ke luar negeri, ya kenapa tidak.
Tiket kepulangan dan paspor |
Selain itu, kebutuhan bagasi juga perlu dipikirkan tuh. Kalau aku dan sepupuku karena berniat backpacking jadi kami nggak nambah bagasi untuk keberangkatan. Ribetnya adalah kami harus menyesuaikan berat bawaan yang harus diletakkan di kabin, yaitu 7 kg. Tapi untuk kepulangan, kami memilih untuk menambah bagasi (prepaid baggage), berjaga kalau-kalau kami kalap di Seoul nanti. Untuk total harga tiket pesawat yang kami keluarkan termasuk bagasi kepulangan adalah sekitar IDR 8,7 juta (harga berdua). Tapi banyak juga sih yang dapet harga tiket lebih murah dari ini, jadi perlu lihat juga mau pergi pas high season atau low season.
#2 Penginapan
Soal ini sepupuku ngasih keputusan ke aku. Karena dia cowok sih, jadi dia lebih fleksibel katanya. Oke, jadi aku mulai memantau pilihan penginapan dari bulan Oktober 2016 hingga akhirnya beli di bulan Februari 2017. Beli di bulan Februari 2017 karena nunggu paspor kami jadi dulu karena awalnya mikir perlu informasi nomor paspor buat booking penginapan. Eh ternyata nggak perlu wkwkwk.
Penginapan yang aku pilih adalah penginapan yang murah dengan review bagus, terdiri dari 1 kamar, tempat tidur terpisah, kamar mandi di dalam, dapet breakfast, letaknya masih di kota Seoul. Akhirnya kami dapet penginapan di Hostel Korea - Jongno-gu (bintang 2), bunk bed, private bathroom, dapet breakfast, free Wifi, dan ada self-service laundry. Harganya pun sangat terjangkau yaitu IDR 1,6 juta untuk 6 hari 5 malam. Harga segitu karena dapet diskon dari traveloka sekitar IDR 270-an ribu. Penginapan fix dah!
Tampak depan Hostel Korea |
#3 Paspor
Kami punya paspor barengan pas SMP dan sama-sama nggak pernah ke luar negeri setelah itu. Jadi ya jelas, kalau paspornya sama-sama udah expired! Jadi PR kami berdua adalah bikin paspor baru. Dan buatku ini termasuk perjuangan sih, karena sok bergaya jadi milih buat bikin e-passport yang mana bisa buat ke Jepang tanpa apply visa terlebih dahulu. Buat jaga-jaga aja sih kalau suatu saat ke Jepang, wkwk, padahal perginya ke Korea Selatan. Sepupuku bikin paspor selesai dengan cepat, karena dia bikin yang biasa.
Berhubung pembuatan e-passport waktu itu belum bisa booking waktu secara online jadi aku harus pergi ke imigrasi pagi buta buat antri! Itu bulan Januari 2017 ya, kalau sekarang aku kurang tau harus antri manual atau nggak. Aku waktu itu bikin paspor di Kantor Imigrasi Jakarta Selatan. Aku bikin paspor nggak sekali selesai, yang pertama gagal karena kesalahan sendiri dadakan izin sama atasan padahal jam 9 ada meeting, padahal ngiranya sebelum jam itu udah kelar tapi ternyata belum hiks. Dan baru berhasil di percobaan kedua. Datang sebelum subuh - nulis antrian di depan gerbang (ini yang pada dateng sebelum gerbang di buka pada bikin catetan antrian) - sholat subuh - masuk gerbang (sekitar jam 7) - diabsen satpam buat bikin antrian badan - segala prosesnya dimulai jam 8 - selesai sekitar 9 atau setengah 10 gitu. Alhamdulillah pasporku selesai sekitar 7 hari kerja setelah itu.
#4 Visa
Bagian ini nih yang paling bikin deg-degan. Karena visa itu ada probabilitas untuk ditolak. Gimana rasanya udah beli tiket, booking hotel tapi visa ditolak? Kalau aku sih bakal sedih banget, walaupun pengajuan visa bisa dilakukan lagi kalau ditolak, tapi pasti berharap sekali apply bisa langsung di-approve. Sebenernya untuk ngurus ini semua kami berdua bikin timeline dengan target selesai ngurus paspor di bulan Januari - awal Februari dan ngurus visa di pertengahan Februari - awal Maret. Karena kami nggak ambil cuti kantor untuk ngurus visa, jadinya kami berangkat ke Kedutaan Besar Korea Selatan setelah subuh. Itu kami sudah mulai antri dan syukurnya dapet antrian lumayan depan jadi selesainya bisa cepat. Pembayaran waktu itu kami lakukan secara cash jadi langsung di loket tempat penerimaan dokumen juga. Syukur alhamdulillah visa approve (kalau nggak salah) di awal bulan Maret 2017. Termasuk cepet sih prosesnya, punya kami di-approve sekitar 4 hari setelah apply.
Kami sungguh sangat terbantu karena waktu itu temenku ada yang udah ke Seoul di Januari/Februari 2017 jadi dia ngasih tau banyak hal yang diperlukan untuk ngurus visa itu.
Selain dokumen yang ada website tersebut, aku juga submit beberapa dokumen tambahan:
a. Rekening koran orang tua
Karena nggak yakin sama jumlah duit sendiri, akhirnya pinjem rekening orang tua.
Waktu itu kebetulan uangku lagi aku tabung di tabungan berjangka dan pas apply visa
itu belum cair. Jadilah demi ketenangan jiwa, pinjem rekening bapak hahaha
b. Surat sponsor
Aku dan sepupuku pergi hanya dalam rangka wisata kok, surat sponsor maksudnya
adalah sponsor dari orang tua. Di surat ini hanya untuk menginformasikan kalau uang
yang dipakai selama di Korea Selatan adalah uangku dan uang bapakku dan di situ juga
dipertegas lagi kalau keperluanku kesana adalah untuk wisata dan bapakku menjamin
aku akan pulang setelah liburan itu.
c. Itinerary
Ini hanya untuk menginformasikan aja kalau kami udah ada plan yang jelas selama di
sana, hehe.
#5 Itinerary
Bikin itinerary ini menjadi pemicu awal perdebatanku dengan sepupuku sih. Muncul pertanyaan dari dia, "Yang penting banyak tempat yang dikunjungi atau mengunjungi lebih sedikit tempat lebih lama?". Hal kayak gini sih yang harus didiskusikan lebih dulu, jangan pas sampe sana berantem. Jadi kami bikin itinerary masing-masing dulu, baru kami ketemu lagi buat diskusiin yang diperluin. Cari jalan yang terbaik pokoknya biar sama-sama enak. Karena kami bakal mampir transit di Kuala Lumpur baru ke Seoul, makanya kami bikin 2 itinerary. Ini nih contoh itinerary kami:
#6 Mata Uang Negara Tujuan
Menukar valas ini sangat penting sih menurutku. Selain untuk mempertahankan budget selama di sana, bisa jadi salah satu faktor untuk lebih hemat juga. Aku dan sepupuku sama-sama nggak punya kartu kredit, jadi yang kami andalkan adalah kartu debit. Sebenarnya kalau kartu debit kita ada logo visa atau master card, kita bisa ambil uang di negara tujuan tapi ya kita kena charge gitu deh. Jadi aku dan sepupuku lebih memilih buat nukar valas di Indonesia dulu. Berhubung kami akan mengunjungi 2 negara (Malaysia dan Korea Selatan), akhirnya kami menukar uang rupiah ke ringgit Malaysia dan won Korea Selatan. Untuk rasio penukarannya ya bisa dikira-kira sesuai hari kunjungan berapa hari ya.
Jadi demikian persiapan ke backpacking kami berdua. Semoga bermanfaat ya! Besok-besok lanjut lagi cerita pas di sana :)
Berhubung pembuatan e-passport waktu itu belum bisa booking waktu secara online jadi aku harus pergi ke imigrasi pagi buta buat antri! Itu bulan Januari 2017 ya, kalau sekarang aku kurang tau harus antri manual atau nggak. Aku waktu itu bikin paspor di Kantor Imigrasi Jakarta Selatan. Aku bikin paspor nggak sekali selesai, yang pertama gagal karena kesalahan sendiri dadakan izin sama atasan padahal jam 9 ada meeting, padahal ngiranya sebelum jam itu udah kelar tapi ternyata belum hiks. Dan baru berhasil di percobaan kedua. Datang sebelum subuh - nulis antrian di depan gerbang (ini yang pada dateng sebelum gerbang di buka pada bikin catetan antrian) - sholat subuh - masuk gerbang (sekitar jam 7) - diabsen satpam buat bikin antrian badan - segala prosesnya dimulai jam 8 - selesai sekitar 9 atau setengah 10 gitu. Alhamdulillah pasporku selesai sekitar 7 hari kerja setelah itu.
#4 Visa
Bagian ini nih yang paling bikin deg-degan. Karena visa itu ada probabilitas untuk ditolak. Gimana rasanya udah beli tiket, booking hotel tapi visa ditolak? Kalau aku sih bakal sedih banget, walaupun pengajuan visa bisa dilakukan lagi kalau ditolak, tapi pasti berharap sekali apply bisa langsung di-approve. Sebenernya untuk ngurus ini semua kami berdua bikin timeline dengan target selesai ngurus paspor di bulan Januari - awal Februari dan ngurus visa di pertengahan Februari - awal Maret. Karena kami nggak ambil cuti kantor untuk ngurus visa, jadinya kami berangkat ke Kedutaan Besar Korea Selatan setelah subuh. Itu kami sudah mulai antri dan syukurnya dapet antrian lumayan depan jadi selesainya bisa cepat. Pembayaran waktu itu kami lakukan secara cash jadi langsung di loket tempat penerimaan dokumen juga. Syukur alhamdulillah visa approve (kalau nggak salah) di awal bulan Maret 2017. Termasuk cepet sih prosesnya, punya kami di-approve sekitar 4 hari setelah apply.
Visa Korea Selatan yang Bikin Bahagia |
Kami sungguh sangat terbantu karena waktu itu temenku ada yang udah ke Seoul di Januari/Februari 2017 jadi dia ngasih tau banyak hal yang diperlukan untuk ngurus visa itu.
- untuk persyaratan dokumen bisa dilihat di web ini: http://overseas.mofa.go.kr/id-id/index.do - konsulat/visa - persyaratan dokumen
- untuk cara mengurus visa yang lengkap ternyata ada yang bikin post yang bisa dilihat di sini: https://natdonuts.blogspot.com/2019/02/korea-cara-mengurus-visa-korea-selatan.html
Selain dokumen yang ada website tersebut, aku juga submit beberapa dokumen tambahan:
a. Rekening koran orang tua
Karena nggak yakin sama jumlah duit sendiri, akhirnya pinjem rekening orang tua.
Waktu itu kebetulan uangku lagi aku tabung di tabungan berjangka dan pas apply visa
itu belum cair. Jadilah demi ketenangan jiwa, pinjem rekening bapak hahaha
b. Surat sponsor
Aku dan sepupuku pergi hanya dalam rangka wisata kok, surat sponsor maksudnya
adalah sponsor dari orang tua. Di surat ini hanya untuk menginformasikan kalau uang
yang dipakai selama di Korea Selatan adalah uangku dan uang bapakku dan di situ juga
dipertegas lagi kalau keperluanku kesana adalah untuk wisata dan bapakku menjamin
aku akan pulang setelah liburan itu.
c. Itinerary
Ini hanya untuk menginformasikan aja kalau kami udah ada plan yang jelas selama di
sana, hehe.
#5 Itinerary
Bikin itinerary ini menjadi pemicu awal perdebatanku dengan sepupuku sih. Muncul pertanyaan dari dia, "Yang penting banyak tempat yang dikunjungi atau mengunjungi lebih sedikit tempat lebih lama?". Hal kayak gini sih yang harus didiskusikan lebih dulu, jangan pas sampe sana berantem. Jadi kami bikin itinerary masing-masing dulu, baru kami ketemu lagi buat diskusiin yang diperluin. Cari jalan yang terbaik pokoknya biar sama-sama enak. Karena kami bakal mampir transit di Kuala Lumpur baru ke Seoul, makanya kami bikin 2 itinerary. Ini nih contoh itinerary kami:
Itinerary Kuala Lumpur |
Itinerary Seoul |
#6 Mata Uang Negara Tujuan
Menukar valas ini sangat penting sih menurutku. Selain untuk mempertahankan budget selama di sana, bisa jadi salah satu faktor untuk lebih hemat juga. Aku dan sepupuku sama-sama nggak punya kartu kredit, jadi yang kami andalkan adalah kartu debit. Sebenarnya kalau kartu debit kita ada logo visa atau master card, kita bisa ambil uang di negara tujuan tapi ya kita kena charge gitu deh. Jadi aku dan sepupuku lebih memilih buat nukar valas di Indonesia dulu. Berhubung kami akan mengunjungi 2 negara (Malaysia dan Korea Selatan), akhirnya kami menukar uang rupiah ke ringgit Malaysia dan won Korea Selatan. Untuk rasio penukarannya ya bisa dikira-kira sesuai hari kunjungan berapa hari ya.
Jadi demikian persiapan ke backpacking kami berdua. Semoga bermanfaat ya! Besok-besok lanjut lagi cerita pas di sana :)