cinta;love;amour;liefde

Tuesday, May 11, 2010

Cinta. Susah nyari sinyal buat ngeblog (maklum masih terpencil :p) ternyata cuma buat ngomongin cinta. Nggak papalah sekali-kali, hehe.

Apa yang kamu tau tentang itu? Semua orang punya definisi sendiri, ada yang bilang, "Cinta itu dengan mudah dapat membuat kita senang dan dengan mudah pula dapat membuat kita sakit." ada lagi yang bilang, "Cinta itu mempunyai banyak definisi." Tetapi semua itu tidak begitu penting karena cinta itu sendiri dapat didefinisikan setiap saat dan setiap keadaan, semua itu mengandung cinta.
Pernah mendengar berita pembunuhan dimana seorang anak tega membunuh ayah kandungnya sendiri. Alasannya bukan karena ayahnya memperlakukannya dengan jahat, bukan karna hal-hal negatif lain, malah ayahnya sangat baik padanya. Dia membunuh ayahnya karena dia sangat menyayangi ayahnya, sebelum kejadian itu terjadi dia mendengar bahwa ayahnya akan dibunuh oleh tetangganya dan sebelum itu terjadi dia lebih rela melihat ayahnya mati ditangannya daripada ditangan orang lain. Tidak rasional memang, tapi itulah kenyataan. Cinta bisa menjadi alasan untuk membunuh.
Ada seseorang yang sangat dekat denganku, tak usah ku sebut namanya. Aku mengenalnya seumur hidupku, aku tahu apa keburukannya dan apa kebaikannya. Kami sebaya dan benar-benar saling mengenal.
Di usianya sekarang yang sama denganku, dia pasti sudah mengenal cinta. Lebih dari satu tahun dia mengenal seorang cowok, yang sepertinya sudah dikenalnya dengan baik, walaupun orang itu tidak ada di provinsi yang sama dengannya. Dari setiap ceritanya, tergambarkan kalau dia menyayanginya. Katanya saat dia baru saja putus dengan pacarnya yang terakhir (sekitar satu tahun yang lalu), cowok itu yang selalu menghiburnya hingga rasa kehilangan itu hilang sedikit demi sedikit, dia teman berbagi cerita, teman yang mendengarkan keluh kesah, dan teman yang sering membuatnya berharap kemudian tidak, berharap lagi kemudian tidak lagi, berulang kali seperti itu. Tapi entah mengapa dia tidak berhenti menyayanginya.
Pernah suatu saat, saat harapan itu terbuka dengan lebar, eh, seenak jidatnya si cowok cerita tentang cewek lain yang sedang dia gebet, bagaimana dia kalau jadi temanku itu?? Dan dengan tegas temanku bertanya sebenarnya dia dianggap apa, tapi mereka tetap dekat dan temanku menganggapnya teman biasa.

Setiap dia pulang kampung, pasti temanku itu yang menemaninya, nonton, makan, jalan-jalan, seperti seorang kekasih. Hingga harapan itu terbuka lagi untuknya, usapan tangan di kepala (ini membuat temanku merasa nyaman) dan pernah sekali menggenggam tangannya, tetapi selalu saja ada rasa takut di hatinya untuk membiarkannya masuk, mengingat apa yang sering dilakukannya pada temanku itu.

Akhirnya dia kembali meminta ketegasan, tanpa berpikir panjang dia bertanya, "Sebenarnya aku ini kamu anggap apa sih?" dan jawaban pun datang, "Seseorang yang spesial," katanya. Harapan itu melebar tetapi masih dengan rasa takut yang sama.

Sampai pada akhirnya, kejenuhan tak bisa bersembunyi lebih lama, sms pun dikirim padanya, intinya dia meminta kepastian, kalau tidak ada kepastian lebih baik perasaanya berhenti disitu saja. Finally, kepastian pun datang, jawaban yang pernah terbersit menjadi kenyataan, hubungannya perasaannya memang berhenti disitu, tapi mereka tidak akan tau bagaimana esok (iyalah semua orang nggak akan tau).

Malam itu aku menemaninya, dia menangis dan aku harap tangisan itu adalah tangisan lega, tangisan kepastian sebuah hubungan, dan semoga itulah yang terbaik untuk mereka berdua.

You Might Also Like

4 comments

  1. soo sad

    what the heck did that man do? playing with woman's heart?


    absolutely rude, absolutely

    ReplyDelete
  2. yaaaaaaaaa, he was rude, really rude

    ReplyDelete
  3. selami dulu karakter pria dalam dalam


    karena pria itu tidak bisa ditebak (termasuk yang nulis)

    hehehe

    ReplyDelete
  4. hahaha iya mas, setujuu, angel nebaknyaaa..

    :)

    ReplyDelete

pageviews

followers

Subscribe