beberapa hari yang lalu saya dicurhati teman saya, ya nyangkut-nyangkut sama judul ini lah. tanpa basa-basi kurang lebih seperti ini (hanya penggalannya):
A: "kenapa ya sakit hati itu susah ilangnya?"
Q: "umm, karena kita selalu berekspektasi bahwa orang tersebut (yg membuatmu sakit hati) selalu berbuat baik pada kita. jadi, pas dia melakukan hal yang menyebalkan dan sulit kita terima, itu membuat kita sakit hati."
lewat jawaban saya itu, pikiran saya melayang ke salah satu postnya mbak andin di tumblrnya, ini dia..
expectation vs reality |
sesuatu yang simpel sebenarnya. menurutku, ekspektasi itu suatu bayangan yang ada di dalam kepala kita yang sumbernya juga dari perasaan. kita berharap sesuatu terjadi sesuai dengan apa yang sudah kita rancang di dalam kepala kita, sesuatu yang kita harapkan untuk terjadi dan kalau itu benar-benar menjadi kenyataan puaslah kita dibuatnya, tetapi kalau hasilnya tidak sesuai dengan realita, ya kecewalah kita.
seperti halnya nilai (*lagi sensi sama nilai soalnya :p), kita pasti punya bayangan juga di benak bahwa hasil-hasilnya akan sesuai dengan yang kita harapkan, sesuai dengan kerja keras kita sebelum ujian, tapi kalau misal hasilnya tidak pas, ya gimana dong, kita susah menghindar dari kata yang dinamakan kecewa itu.
wajar kok sebenarnya. kita berekspektasi-ekspektasi tidak sesuai-kecewa. tapi sekecewa-kecewanya kita, tetap saja kita pasti akan kembali berekspektasi tentang hal-hal yang lain. ya, dari sana kita tahu kalau kita tidak jera untuk melakukan sesuatu hal yang endingnya 50:50, hehe.
source |
tapi bagi kalian yang takut gambling berekspektasi dengan hasil akhirnya, silahkan berhenti saja berekspektasi. kalau bagi saya sih, berekspektasi tidak salah, toh dari situ kita lebih bisa belajar menerima kalau semua hal yang terjadi di dunia ini itu tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan kita :)
ada pendapat lain?
*maaf, saya terlalu banyak menggunakan kata ekspektasi :p